MALAM SATU SURO
Film ini berkisah tentang sundel bolong yang dirubah wujudnya menjadi
manusia oleh dukun bernama Ki Renggo. Manusia jadi-jadian itu adalah
wanita bernama Suketi (Suzzanna). Suketi diangkat anak oleh Ki Renggo
dan tinggal di tengah-tengah Hutan Alas Roban. Nuansa mistik yang
menggabungkan unsur tradisi dan kepercayaan Jawa sudah mulai tampak
sejak pembuka filmnya. Suatu hari dua pemuda yang berburu di tengah
hutan secara tak sengaja bertemu dengan Suketi. Salah satu pemuda
bernama Bardo (Fendy Pradhana) tertarik dengan kecantikan Suketi dan ia
pun meminangnya. Mereka akhirnya menikah tepat pada malam satu Suro.
Suketi dibawa Bardo ke kota dan mereka hidup bahagia degan memiliki dua
orang anak. Cerita mulai berubah ketika ada seorang rival bisnis Bardo
yang ingin menjatuhkan karirnya. Mereka datang ke seorang dukun dan
akhirnya mengetahui bahwa Suketi ternyata adalah sundel bolong.
Sekalipun bergenre horor namun unsur drama filmnya sangatlah kuat.
Cerita film bergerak dengan cepat, walau banyak informasi yang tak jelas
namun logika cerita masih bisa terjaga. Sejak awal hingga pertengahan,
cerita filmnya enak dinikmati, namun beberapa adegan yang sama sekali
tak perlu merusak mood filmnya. Sejak Suketi berubah kembali menjadi
arwah gentayangan cerita film menjadi kehilangan fokus dan terkesan
kehabisan akal untuk mengembangkan cerita. Suketi gentayangan
kesana-kemari dan menakut-nakuti penjual bak pao serta lainnya. Memang
ini dimaksudkan menjadi bumbu komedi namun bukankah Suketi mestinya
balas dendam pada orang-orang yang telah menganiaya keluarganya. Adegan
pembalasan Suketi yang ditunggu-tunggu penonton tak mampu digali lebih
dalam dan sama sekali tidak ada gregetnya. Potensi horor yang diharapkan
sama sekali tak muncul. Namun tercatat adegan akhir yang menyentuh
ketika arwah Suketi mengunjungi keluarganya, bermain piano sambil
menyenandungkan sebuah lagu seperti kebiasaannya dulu sebagai salam
perpisahan pada suami dan anaknya.
Beberapa pencapaian teknis
juga cukup istimewa. Melalui montage sequence yang menyentuh mampu
menampilkan kebahagiaan keluarga Bardo dengan iringan lagu Selamat Malam
yang bawakan sendiri oleh Suketi. Lagu Selamat Malam ciptaan Vina
panduwinata yang menyentuh ini mampu memperkuat unsur dramatik cerita
filmnya. Satu lagi teknik editing adalah superimpose yang digunakan
ketika Suketi berubah menjadi manusia maupun sebaliknya, mampu
memberikan efek yang sangat menakutkan. Kostum dan rias wajah karakter
sundel bolong sangatlah meyakinkan. Suzanna memang seperti terlahir
untuk memerankan karakter ini. Sayang sekali, setting suasana mistis
hanya terbagun pada awal film, pada adegan-adegan yang seharusnya
membutuhkan suasana horor dan nuansa mistik justru malah tak tampak.
Kita patut mengapresiasi bahwa kita pernah memiliki film horor seperti
ini. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan, kita menerimanya sebagai
bagian sejarah perfilman kita. Horor tidak melulu harus aksi menakutkan
namun bisa menampilkan aspek drama yang kuat. Harus kita akui pula,
Suzzanna adalah aktris tipikal film horor yang sangat berkarakter dan
fenomenal dalam sepanjang sejarah sinema kita. Sejauh ini belum ada
aktris kita yang mampu menggantikannya.
MISTERI MALAM SATU SURA
Reviewed by Tem
on
7:25 PM
Rating: 5
Tags :
URBAN LEGEND
No comments: